Senin, 26 Desember 2016

Psikologi aristoteles



Karya-karya aristoteles dibidang psikologi adalah De anima (tentang sifat-sifat dasar jiwa) dan parra naturalia (esai-esai mengenai beberapa topic, seperti sensansi, persepsi, memori, tidur, dan mimpi).

                Dalam de anima, aristoteles mengemukakan maca-macam tingkah laku manusia dan adanya perbedaan tingkah laku pada organisme-organisme yang berbeda-beda. Tingkah laku pada organisme, menurut aristoteles, memperlihatkan tingkatan sebagai berikut: 

a.       Tumbuhan: memperlihatkan tingkah laku pada taraf vegetative (bernafas, makan, tumbuh). 
b.      Hewan: selai tingkah laku vegetative, juga bertingkah laku sensitive (merasakan melalui pencaindra). Jadi, hewan berbeda dari tumbuhan karena hewan mempunyai factor perasaan, sedangkan tumbuhan tidak. Persamaannya adalah pada tumbuhan maupun hewan terdapat tingkah laku vegetative, misalnya dalam hal peredaran makanan.
c.       Manusia: manusia bertingkah laku vegetative, sensitive, dan rasional. Manusia berbeda dari organisme-organisme lainnya karena dalam bertingkah laku, manusia menggunkan rasionya, yaitu akal atau pikiran.
 
Aristoteles adalah orang pertama yang secara ekspisit menyatakan bahwa manusia dalah binatang berakal budi. Argumennya untuk pandangan ini, menurut Bertrand Russell, sekarang tampaknya tidak kuat lagi, yaitu bahwa sebagian orang sanggup menjumlah angka-angka.

Aristoteles telah menamakan manusia sebagai makhluk karena kodratnya hidup dalam masyarakat. Akan tetapi, istilah ini masih dapat diartikan sebagai cara hidup bersama, seperti masyarakat lebah dan semut. Namun, keserasian yang dengan sendirinya timbul dari kodrat, menurut C.A. van peursen, tidak diterima lagi oleh ahli-ahli piker zaman modern.

Menurut Mandeville, masyarakat lebah sebagai cermin masyarakat manusia, baru berjalan dengan baik karena “kebejatan” masing-masing anggotanya; ini tampak dari subjudul bukunya.

Didunia filsafat, aristoteles terkenal sebagai bapak logika. Logikanya disebut logika tradisional Karen akan berkembang dengan apa yang disebut sebagai logika modern. Logika aristoteles sering juga disebut logika formal.

Jika orang-orang sofis banyak yang menganggap bahwa manusia tidak akan mampu memperoleh kebenaran, aristoteles dalam metaphiysics menyatakan bahwa manusia dapat mencapai kebenaran. Salah satu teori metafisika aristoteles yang penting adalah pendapatnya bahwa matter dan form itu bersatu; matter memberikan substansi tertentu, form memberikan pembungkusnya. Setiap objek terdiri dari matter dan form. Jadi, ia telah mengatasi dualism plato yang memisahkan matter dan form; bagi plato, matter dan form berada sendiri-sendiri. Ia juga berpendapat bahwa matter itu potensial dan form itu aktualitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar