Karya-karya aristoteles dibidang
psikologi adalah De anima (tentang sifat-sifat dasar jiwa) dan parra naturalia
(esai-esai mengenai beberapa topic, seperti sensansi, persepsi, memori, tidur,
dan mimpi).
Dalam
de anima, aristoteles mengemukakan maca-macam tingkah laku manusia dan adanya
perbedaan tingkah laku pada organisme-organisme yang berbeda-beda. Tingkah laku
pada organisme, menurut aristoteles, memperlihatkan tingkatan sebagai berikut:
a. Tumbuhan:
memperlihatkan tingkah laku pada taraf vegetative (bernafas, makan, tumbuh).
b. Hewan:
selai tingkah laku vegetative, juga bertingkah laku sensitive (merasakan
melalui pencaindra). Jadi, hewan berbeda dari tumbuhan karena hewan mempunyai
factor perasaan, sedangkan tumbuhan tidak. Persamaannya adalah pada tumbuhan
maupun hewan terdapat tingkah laku vegetative, misalnya dalam hal peredaran
makanan.
c. Manusia:
manusia bertingkah laku vegetative, sensitive, dan rasional. Manusia berbeda
dari organisme-organisme lainnya karena dalam bertingkah laku, manusia
menggunkan rasionya, yaitu akal atau pikiran.
Aristoteles
adalah orang pertama yang secara ekspisit menyatakan bahwa manusia dalah
binatang berakal budi. Argumennya untuk pandangan ini, menurut Bertrand
Russell, sekarang tampaknya tidak kuat lagi, yaitu bahwa sebagian orang sanggup
menjumlah angka-angka.
Aristoteles
telah menamakan manusia sebagai makhluk karena kodratnya hidup dalam
masyarakat. Akan tetapi, istilah ini masih dapat diartikan sebagai cara hidup
bersama, seperti masyarakat lebah dan semut. Namun, keserasian yang dengan
sendirinya timbul dari kodrat, menurut C.A. van peursen, tidak diterima lagi
oleh ahli-ahli piker zaman modern.
Menurut
Mandeville, masyarakat lebah sebagai cermin masyarakat manusia, baru berjalan
dengan baik karena “kebejatan” masing-masing anggotanya; ini tampak dari
subjudul bukunya.
Didunia
filsafat, aristoteles terkenal sebagai bapak logika. Logikanya disebut logika
tradisional Karen akan berkembang dengan apa yang disebut sebagai logika
modern. Logika aristoteles sering juga disebut logika formal.
Jika orang-orang
sofis banyak yang menganggap bahwa manusia tidak akan mampu memperoleh
kebenaran, aristoteles dalam metaphiysics menyatakan bahwa manusia dapat
mencapai kebenaran. Salah satu teori metafisika aristoteles yang penting adalah
pendapatnya bahwa matter dan form itu bersatu; matter memberikan substansi
tertentu, form memberikan pembungkusnya. Setiap objek terdiri dari matter dan
form. Jadi, ia telah mengatasi dualism plato yang memisahkan matter dan form;
bagi plato, matter dan form berada sendiri-sendiri. Ia juga berpendapat bahwa
matter itu potensial dan form itu aktualitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar