Salah satu pendekatan
dalam pengembangan sekolah yang digunakan di berbagai Negara adalah pendekatan
sistem. Pendekatan sistem dipandang sesuai digunakan karena keberhasilan sekolah
ditentukan oleh semua komponen yang ada di dalamnya. Dalam pandangan sistem, komponen
sekolah yang tidak berfungsi dengan baik akan mempengaruhi keberhasilan
pencapaian tujuan sekolah.
Secara konseptual
pendekatan ini merupakan gabungan antara pendekatan input-output dan pendekatan
process-output yang banyak digunakan. Pendekatan input-output
didasarkan pada anggapan bahwa keluaran pendidikan yang unggul dapat diperoleh
melalui masukan yang unggul (Seeley, 1988). Dengan argumen itu, siswa yang
kemungkinan berhasilnya tinggi perlu dikelompokkan ke dalam kelas atau sekolah
tertentu berdasarkan potensi keberhasilannya. Pendekatan process-output
didasarkan oleh beberapa argumen yang antara lain menyatakan bahwa
pada dasarnya, proses, lingkungan, dan struktur sekolah
menyebabkan terjadinya perbedaan dalam
prestasi akademik siswa (Witte & Walsh, 1990).
Pendekatan sistem memadukan kedua pendekatan
tersebut dalam memberikan kerangka pengembangan sekolah
secara menyeluruh.
Pendekatan sistem
terdiri atas komponen-komponen utama
yaitu masukan, proses, keluaran (output) dan hasil (outcome).
Komponen masukan terdiri atas masukan mentah, yaitu siswa. Masukan instrumental
adalah kurikulum, sarana/prasarana, guru dan staf, keuangan, dan organisasi. Masukan
lingkungan terdiri atas dukungan orangtua, masyarakat, dan pemerintah. Komponen
proses terdiri atas proses manajemen sekolah termasuk proses pembelajaran.
Komponen keluaran merupakan perwujudan
tujuan pembelajaran dalam berbagai aspek: koginitif, afektif, psikomotorik, dan
hubungan personal atau dalam bahasa yang lebih dikenal sekarang dengan istilah
kecerdasasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spritual.
Komponen hasil (outcome) merupakan perwujudan hasil belajar dalam hal
keberhasilan lulusan melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya atau memasuki
dunia kerja.
Meskipun komponen
masukan penting dalam pengembangan sekolah, komponen proses
manajemen sekolah memegang peranan yang jauh lebih
penting dalam mengolah masukan-masukan untuk menghasilkan keluaran yang
bermutu. Bukti mengenai hal itu dikemukakan antara lain oleh Fuller (1987) dari
analisisnya terhadap berbagai hasil penelitian. Dia berkesimpulan, dengan
sumber daya yang terbatas sekalipun, organisasi sekolah mempunyai pengaruh yang
sangat kuat terhadap prestasi akademik siswa, terlepas dari faktor intake
siswa. Witte dan Walsh (1990) juga menyatakan bahwa proses pembelajaran terjadi
dalam konteks, dan dalam skala besar dipengaruhi oleh organisasi sekolah.
Dengan demikian, prestasi akademik tidak dapat dijelaskan dengan hanya menganalisis
pembelajaran dan proses kelas secara tersendiri, terpisah dari organisasi
sekolah. Terdapat beberapa komponen proses persekolahan yang diyakini
berpengaruh terhadap proses pembelajaran di kelas. Komponen-komponen ini,
menurut Hoy dan Miskel (1987) perlu berfungsi secara bersama untuk menjadikan
sekolah lebih efektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar