Rabu, 21 Desember 2016

Pendekatan Dalam Pengembangan Sekolah



Salah satu pendekatan dalam pengembangan sekolah yang digunakan di berbagai Negara adalah pendekatan sistem. Pendekatan sistem dipandang sesuai digunakan karena keberhasilan sekolah ditentukan oleh semua komponen yang ada di dalamnya. Dalam pandangan sistem, komponen sekolah yang tidak berfungsi dengan baik akan mempengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan sekolah.

Secara konseptual pendekatan ini merupakan gabungan antara pendekatan input-output dan pendekatan process-output yang banyak digunakan. Pendekatan input-output didasarkan pada anggapan bahwa keluaran pendidikan yang unggul dapat diperoleh melalui masukan yang unggul (Seeley, 1988). Dengan argumen itu, siswa yang kemungkinan berhasilnya tinggi perlu dikelompokkan ke dalam kelas atau sekolah tertentu berdasarkan potensi keberhasilannya. Pendekatan process-output didasarkan oleh beberapa argumen yang antara lain menyatakan bahwa
pada dasarnya, proses, lingkungan, dan struktur sekolah menyebabkan terjadinya perbedaan dalam
prestasi akademik siswa (Witte & Walsh, 1990). Pendekatan sistem memadukan kedua pendekatan
tersebut dalam memberikan kerangka pengembangan sekolah secara menyeluruh.

Pendekatan sistem terdiri atas komponen-komponen  utama yaitu masukan, proses, keluaran (output) dan hasil (outcome). Komponen masukan terdiri atas masukan mentah, yaitu siswa. Masukan instrumental adalah kurikulum, sarana/prasarana, guru dan staf, keuangan, dan organisasi. Masukan lingkungan terdiri atas dukungan orangtua, masyarakat, dan pemerintah. Komponen proses terdiri atas proses manajemen sekolah termasuk proses pembelajaran. Komponen keluaran merupakan  perwujudan tujuan pembelajaran dalam berbagai aspek: koginitif, afektif, psikomotorik, dan hubungan personal atau dalam bahasa yang lebih dikenal sekarang dengan istilah kecerdasasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spritual. Komponen hasil (outcome) merupakan perwujudan hasil belajar dalam hal keberhasilan lulusan melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya atau memasuki dunia kerja.

Meskipun komponen masukan penting dalam pengembangan sekolah, komponen proses
manajemen sekolah memegang peranan yang jauh lebih penting dalam mengolah masukan-masukan untuk menghasilkan keluaran yang bermutu. Bukti mengenai hal itu dikemukakan antara lain oleh Fuller (1987) dari analisisnya terhadap berbagai hasil penelitian. Dia berkesimpulan, dengan sumber daya yang terbatas sekalipun, organisasi sekolah mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap prestasi akademik siswa, terlepas dari faktor intake siswa. Witte dan Walsh (1990) juga menyatakan bahwa proses pembelajaran terjadi dalam konteks, dan dalam skala besar dipengaruhi oleh organisasi sekolah. Dengan demikian, prestasi akademik tidak dapat dijelaskan dengan hanya menganalisis pembelajaran dan proses kelas secara tersendiri, terpisah dari organisasi sekolah. Terdapat beberapa komponen proses persekolahan yang diyakini berpengaruh terhadap proses pembelajaran di kelas. Komponen-komponen ini, menurut Hoy dan Miskel (1987) perlu berfungsi secara bersama untuk menjadikan sekolah lebih efektif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar