Senin, 26 Desember 2016

Pancasila dalam tinjauan epistimologi



Epistimologi adalah studi tentang pengetahuan benda-benda, epistimologi dapat juga berarti bidang filsafat yang menyelidiki sumber, syarat, proses terjadinya ikmu pengetahuan, batas validitas, dan hakikat ilmu pengetahuan. Dengan filsafat kita dapat menetukan tujuan-tujuan yang akan dicapai demi peningkatan ketenangan dan kesejahteraan hidup, pergaulan dan berwarganegara. Untuk itu, Indonesia telah menemukan filsafat pancasila.

1.       Sila pertama, ketuhanan yang maha esa
Pancasila lahir tidak secara mendadak, tetapi melalui proses panjang. Pancasila digali dari bumi Indonesia yang merupakan dasar Negara, pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa, tujuan dan arah utuk mencapai cita-cita dan perjanjian luhur rakyat Indonesia (widjaya, 1985: 176-177). Dengan demikian, pancasila bersumber dari bangsa Indonesia yang prosesnya melalui perjuangan rakyat. 

2.       Sila kedua, kemanusian yang adil dan beradab
Manusia itu mempunyai potensi yang dapat dikembangkan. Pancasila dalah ilmu yang diperoleh melalui perjuangan yang sesuia dengan logika. Dengan mempunyai ilmu moral, diharapkan tidak ada kekerasan dan kesewenang-wenangan manusia terhadap yang lain. Tingkat kedalaman pengetahuan merupakan perwujudan dari potensi rasio dan intelegensi yang tinggi.

3.       Sila ketiga, persatuan Indonesia
Proses terbentuknya pengetahuan manusia merupakan hasil kerja sama atau produk hubungan dengan lingkungannya. Potensi dasar dengan factor kondisi lingkungan yang memadai akan membentuk pengetahuan. Dalam hal ini, sebagai contohnya adalah ilmu sosiologi yang mempelajari hubungan manusia yang satu dengan yang lainnya. Dalam hubungan antar manusia itu diperlukan suatu landasan yaitu pancasila. Dengan demikian, kita terlebih dahulu mengetahui ciri-ciri suatu masyarakat dan bagaimana terbentuknya masyarakat.

4.       Sila keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan
Manusia diciptakan allah sebagai pemimpin dimuka bumi ini untuk memakmurkan umat manusia. Seorang pemimpin mempunyai syarat untuk memimpin dengan bijaksana. Dalam system pendidikan nasional, pendidikan memang mempunyai peranan sangat besar, tapi tidak menutup kemungkinan peran keluarga dan masyarakat dalam membenuk manusia Indonesia seutuhnya. Jadi dalam hal ini diperlukan suatu ilmu keguruan untuk mencapai guru yang ideal, guru yang kompeten. Setiap manusia bebas mengeluarkan pendapat dengan melalui lembaga pendidikan. Setiap ada permasalahan diselesaikan dengan jalan musyawarah agar medapat kata mufakat.

5.       Sila kelima, keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia
Ilmu pengetahuan sebagai pembendaharaan dan prestasi individu serta sebagai karya budaya umat manusia merupakan martabat kepribadian manusia. Dalam arti luas, adil diatas dimaksudkan seimbang antara ilmu umum dan ilmu agama. Hal ini didapat melalui pendidikan, baik itu informal, formal, dan non formal. Dalam system pendidikan nasional yang intinya mempunyai tujuan yang mengejar iptek dan imtaq.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar