Kamis, 29 Desember 2016

Psikologi david hume



Tema sentral filsafat hume pada intinya adalah pengalaman teridiri atas kesan dan ide. Ada prinsip-prinsip tertentu yang memandu kita dalam mengasosiasi ide-ide, yaitu persamaan, penghampiran, serta sebab dan akibat. Pengalaman menghasilkan pada diri kita kebiasaan, yang bertanggung jawab menghubungkan dua peristiwa suksesif secara kausal. Ia membuat pembedaan penting antara hal-hal factual dan hubungan ide-ide. Hanya yang terakhir yang melibatkan keniscayaan.
                Buku hume, treatise of human nature, ditulisnya pada saat dia masih sangat muda, yaitu ketika berusia dua puluh tahunan. Buku tersebut tidak banyak menarik perhatian orang sehingga hume pindah ke subjek lain, kemudian menjadi seorang terkenal sebagai sejarawan.
                Pada tahun 1748, hume menulis buku yang terkenal, enquiry concerning human understading. Baik buku treatise maupun buku enquiry, keduanya menggunakan metode empiris, sama denga jhon locke. Apabila locke hanya sampai pada ide kabur yang tidak jelas berbasis pada sensasi, hume dalam pandangan ahmad tafsir, lebih kejam. Dalam salah satu bab, ia menulis sbb.
Apabila kita membuka buku diperpustakaan, membaca prinsip-prinsip yang diajarkan oleh empiris, malapetaka apa yang kita lakukan? Apabila kita membaca satu jilid buku metafisika, apakah ia ada menyebut sesuatu tentang kuantitas? Tidak. Apakah buku itu berisi tentang uraian eksperiment tentang materi nyata? Tidak. Buang saja, buku itu tidak berisi apa-apa selain kebimbangan dan ilusi.
                Disini kita melihat hume mengukur kebenaran dengan pengalaman sebagai alat ukur. Banyak filsuf sebelumnya yang memercayai reason (akal) dan atau memercayai pengalaman. Menurut hume, keduanya berbahaya.
                Hume, menurut ash-shadr, tampaknya lebih akurat dari pada filsuf lainnya dalam menerapkan teori empirical. Ia mendefinisikan bahwa kausalitas, dalam arti sebenarnya, mungkin diketahui oleh indra. Oleh karena itu, ia mengingkari prinsip-prinsip kausalitas dan mengembalikannya pada kebiasaan pengasosiasian ide-ide.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar