Senin, 26 Desember 2016

Pancasila secara historis

Sidang BPUPKI pertama membahas tentang dasar Negara yang aka diterapkan. Dalam siding tersebutmuncul tiga pembicara yaitu M. yamin, Soepomo, dan Ir.Soekarno yang mengusulkan nama dasar Negara indonesia tersebut pancasila.
                Tanggal 18 agustus 1945 disahkan uud 1945  termasuk pembukaan yang didalmnya termuat isi rumusan lima prinsip sebagai dasar Negara. Walaupun dalam pembukaan uud 1945 tidak termuat istilah/ kata pancasila, namun yang dimaksud dasar Negara Indonesia adalah disebut dengan pancasila. Hal ini didasarkan atas interpretasi historis terutama dalam rangka pembentukan rumusan dasar Negara yang secara spontan diterima oleh peserta sidang BPUPKI secara bulat. Secara historis  proses perumusan pancasila adalah:

a.       Mr. Muhammad Yamin
Pada sidang BPUPKI tanggal 29 mei 1945, ia berpidato mengusulkan lima asas dasar Negara sebagai berikut
1.       Peri kebangsaan
2.       Peri kemanusian
3.       Peri ketuhanan
4.       Peri kerakyatan
5.       Kesejahteraan rakyat

Setelah berpidato beliau juga menyampaikan usul secara tertulis mengenai rencana UUD RI yang didalamnya tercantum rumusan lima asas dasar Negara sebagai berikut.

1.       Ketuhanan yang maha esa
2.       Kebangsaan persatuan Indonesia
3.       Rasa kemanusian yang adil dan beradab
4.       Kerakyatan yang dipimpin oleh himat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan
5.       Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia 

b.      Mr. Soepomo
Pada sidang BPUPKI tanggal 31 mei 1945 soepomo mengusulkan lima dasar Negara sbb:

1.       Persatuan
2.       Kekeluargaan
3.       Keseimbangan lahir batin
4.       Musyawarah
5.       Keadilan rakyat

c.       Ir. Soekarno
Pada sidang BPUPKI tanggal 1 juni 1945, Ir. Soekarno mengusulkan dasar Negara yang disebut dengan nama pancasila secara lisan/ tanpa teks sbb.

1.       Nasionalisme atau kebangsaan Indonesia
2.       Internasionalisme atau perikemanusiaan
3.       Mufakat atau demokrasi
4.       Kesejahteraan social
5.       Ketuhanan yang berkebudayaan

Selanjutnya, Ir. Soekarno mengusulkan kelima sila dapat diperas menjadi tri sila, yaitu sosio nasional (nasionalisme dan internasionalisme), sosio demokrasi (Demokrasi dengan kesejahteraan rakyat), ketuhanan yang maha esa. Adapun tri sila masih diperas lagi menjadi eka sila yang intinya adalah “gotong royong”.

d.      Piagam Jakarta
Pada tanggal 22 juni 1945 diadakan sidang oeh 9 anggota BPUPKI yang menghasilkan “piagam Jakarta” dan didalamnya memuat pancasila dengan rumusa sbb.

1.       Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya.
2.       Kemanusiaan yang adil dan beradab
3.       Persatuan Indonesia
4.       Kerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5.       Keadilan social bagi seluruh rakyat indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar