Senin, 26 Desember 2016

Hubungan psikologi dengan antropologi

Bantuan psikologi terhadap antropologi sangatlah besar sehingga dalam perkembangannya yang terakhir, lahir suatu sub-ilmu atau spesialisasi dari antropologi yang disebut etnopsikologi, atau psikologi psikologikal, atau juga study kebudayaan dan kepribadian. 

                Sejak setengah abad yang lalu, diamerika serikat dan inggris telah berkembang berbagai penelitian antropologi yang dalam analisisnya menggunakan banyak konsep psikologi. Berbagai penelitian itu dimulai karena timbulnya perhatian terhadap tiga masalah, yaitu:

a.       Masalah  “kepribadian bangsa” 
b.      Masalah peranan individu dalam proses perubahan adat istiadat 
c.       Masalah nilai universal dari konsep-konsep psikologi. 

Persoalan “kepribadian bangsa” muncul ketika hubungan antar bangsa mulai semakin intensif, terutama setelah perang dunia 1. Sebelum itu, orang eropa juga menaruh perhatian terhadap masalah kepribadian bangsa-bangsa di tanah  jajahan mereka. Deskripsi tentang kepribadian suatu bangsa dalam karangan-karangan etnografi zaman lampau itu biasanya menggunakan berbagai konsep dan istilah yang tidak cermat dan kasar. Istilah tersebut mengenai penggunaan metode-metode ilmu social yang menopang keseimpulan umum yang bersifat subjektif tentang perbedaan jenis kepribadian antar masyarakat yang kompleks. Orang belanda yang menjajah bangsa Indonesia, melukiskan kepribadian suku bangsa jawa sebagai malas, tidak aktif, tidak bergairah dalam tindakan, dan tidak jujur. Selain ciri-ciri kepribadian yang negative, setiap konsep yang digunakan dalam pelukisan seperti itu pun tidak cermat dipandang dari sudut ilmu psikologi. Istilah “tidak jujur”, misalnya sangat tidak cermat apabila dipandang dari sudut psikologi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar